Learning Tour Di Desa Balongmulyo Kecamatan Kragan.

                           ARTIKEL

LEARNING TOUR KE DESA BALONGMULYO (PUSAT GERABAH) 

 1. Pendahuluan :                                
     A. Latar Belakang


Desa Balongmulyo Kecamatan Kragan adalah pusat pembuatan gerabah yang berada di wilayah Rembang pesisir pantai utara Jawa Tengah. Hasil Penelitian Purbakala mencatat, hingga tahun 1980-an, masyarakat yang jumlahnya 264 KK saat itu bermata pencaharian utama membuat gerabah. Pengetahuan gerabah diwariskan secara turun temurun dengan teknik sederhana. Namun kini, jenis mata pencaharian ini semakin surut. Perajin gerabah yang berhasil bertahan hanya 55 KK dari 525 KK. Menurunnya perkakas berbahan tanah liat ini dikarenakan produk gerabah kalah saing dengan produk berbahan plastik dan logam.

Hingga tahun 1866, nama desa Balongmulyo masih tertulis Wangka atau Bongko. Informasi tentang asal usul gerabah Balongan cukup sulit ditemukan. Beda dengan perajin gerabah yang ada di Gang Kundi dan Jalan Notoprajan desa Sidowayah Kecamatan Rembang, mereka mengaku dirinya dari Lamongan yang beranak pinak di situ. Menyoal tentang asal-usul gerabah Balongan, Balai Arkeologi menghubungkan dengan Situs Pelawangan. Hal ini dapat dilihat dari produk tempayan yang ada di Situs Pelawangan pada masa prasejarah dengan motif duri dan mata ikan. Menurut laporan Balar (1994:46), pola hias gerabah balongan cenderung berpola tekan dan pola gores.

Hingga sekarang, tempayan (genuk), cawan, periuk, kendi, kekep, nanangan, dan aneka bentuk pindangan ikan dan perkakas dapur dari tanah liat yang relatif tebal masih diproduksi perajin Balongan.  Sekilas, gerabah Balongan diduga berasal dari interaksi pengetahuan dan teknologi masyarakat Balongan dengan potensi lingkungan sekitar yang kemudian menghasilkan produk gerabah. Hal ini juga diperkuat dengan pengakuan para perajin gerabah Balongan, bahwa leluhur mereka telah tinggal lama dan membuat gerabah dari generasi ke generasi.

Bahan baku untuk membuat gerabah Balongan berasal dari tanah sawah dan pasir halus. Tanah liat sendiri diambil dari tanah bengkok milik Kepala Desa setempat yang berada di sebelah selatan desa.

 Adapun pasir halus didapatkan dari dari sungai Narukan. Dahulu  pasir halus berasal dari Sungai Telas yaitu sungai yang berada di desa.


 Sumur tawang. Hingga saat ini bahan baku tanah liat untuk membuat gerabah cukup banyak. Bahkan stok bahan hingga berada di luar desa, tepatnya tanah desa Sendangmulyo yang berada di desa Sendangwaru, desa Sudan, dan desa Gandrirojo. Bagi perajin yang tidak sempat mengambil tanah liat, mereka dapat memesan jasa pengambilan dan pengantaran sampai di depan pelataran rumah dengan harga sebesar 60.000 rupiah setiap satu rit tossa. Bahan baku yang tersedia segera dicampur dengan perbandingan 2,5 tanah liat dan 1 tanah pasir. Bahan yang telah tercampur segera dicampur hingga pulen. Proses awal ini cukup menentukan dalam menjaga kualitas gerabah. Gerabah akan mbledos ketika adonan gerabah tidak sesuai perbandingannya dan tidak sesuai dengan tingkat kepulenan nya. Begitu pula pada saat pembakarannya, gerabah akan cepat rusak ketika kurang panas dan kehujanan. 

Rumusan masalah

   Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam artikel ini adalah sebagai berikut ;

 1. Apa saja pengetahuan dan teknologi yang digunakan untuk membuat gerabah ?

 2. Bagaimana proses pembuatannya dan alat-alat serta bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan gerabah ?

 3.  sebutkan apa saja  jenis produk yang dibuat atau dihasilkan oleh pengrajin gerabah Balongan ?

  Tujuan 

  Untuk mengetahui pengetahuan dan teknologi cara atau proses pembuatan gerabah.

   Untuk mengetahui alat-alat dan bahan yang digunakan para pengrajin untuk membuat gerabah balongan .

   Untuk mengetahui produk apa saja yang dihasilkan dan dibuat oleh para pengrajin gerabah. 

2. Pembahasan :

    Cerita perjalanan 

    Di pagi yang cerah dipadukan dengan antusias para siswa kelas XI ips 1-5, tepatnya pukul 06.30 wib para siswa melakukan pembekalan lapangan di SMAN 1 Pamotan. Pembekalannya meliputi :

1. Para siswa dibariskan berdasarkan kelas, masing - masing dua saff.

2.Melakukan presensi atau absen. 3.Melakukan cheking alat-alat seperti id kartu dan pakaian.

4.Selain itu, kami juga di berikan materi etika lapangan yaitu etika berbahasa, bertingkah laku, dan berbusana.

Dan kami juga dibekali materi oleh :

1. Bapak Suhadi tentang produk learning tour, teknis lapangan seperti ke Aula untuk pembukaan sarasehan, ke rumah para pengrajin gerabah, Solat berjamaah di Masjid di Desa Balongmulyo kecamatan Kragan , lalu berwisata ke Pantai Balongan.

2. Bapak Agus Basuki M.S.I,  tentang pendekatan ekonomi seperti, manajemen, harga dan biaya pokok, marketing , serta akutansi ( pendapatan).

3. Bapak Fatkhur Rozi selaku kepala sekolah SMAN 1 Pamotan, tentang Etika dan sikap sopan santun ketika learning tour. 

 Setelah pembekalan materi, kami melakukan doa agar selamat sampai tujuan, untuk selanjutnya para siswa menuju ke bis yang telah mereka pesan. Di dalam bis saat perjalanan kami melewati banyak perumahan yang warna - warni, dan melewati pasar hewan disana kami melihat interaksi antara penjual hewan dan pembelinya. Setelah menempuh kurang lebih 40 menit dalam perjalanan kami akhirnya sampai ke Aula pantai balongan.


Untuk acara serasehan dengan sambuatan dari Kepala Sekolah SMAN1 Pamotan, Carik desa, bapak Agus Basuki, serta presentasi dari bapak Suhadi selaku guru mapel. Sesudah acara serasehan, kami menuju bis dan melanjutkan perjalanan pergi ke rumah para pengrajin gerabah, tepatnya di Desa Balongmulyo, Kecamatan Kragan. Di rumah para pengrajin, dan kami juga  menyaksikan secara langsung proses pembuatan cowek pada saat itu, namun sayang sekali cuacanya agak mendung sehingga kami tidak bisa menyaksikan proses pembakaran secara langsung. Pukul 11.30 wib kami pergi ke masjid setempat untuk melaksanakan sholat dhuhur.

Gambar  para siswa yang akan melaksanakan solat dhuhur.

 Setelah melaksanakan sholat dhuhur kami, kembali lagi ke pantai Balongan untuk berwisata.

Di sana para siswa ada yang sedang berfoto riya dan ada yang mengobrol di warung pinggir pantai. Pantai Balongan sangat bersih, dan udaranya cukup dingin dan segar cocok untuk menghilangkan stres akibat banyak tugas. Pada pukul 15.00 wib kami para siswa menuju bis untuk menuju ke SMAN 1 Pamotan, setelah sampai di SMAN 1 Pamotan para siswa pulang ke rumah masing-masing.

   Isi 

~ Pengetahuan dan teknologi ~

Gerabah merupakan suatu kerajinan yang terbuat dari tanah liat, yang dibuat dengan alat-alat  yang sederhana atau tradisional. Gerabah sendiri dapat kita jumpai di pasar-pasar. Salah satu pembuat gerabah di wilayah Rembang adalah desa Balongmulyo, Kecamatan Kragan yang merupakan pusat dari pembuatan gerabah. Pembuatan gerabah sendiri pastinya membutuhkan bahan dan alat- alat untuk membuat gerabah. Bahan yang di gunakan untuk membuat gerabah di antara lainnya :                                 

 Gambar bahan bakunya ( adonan tanah dan pasir, air, dan abu kayu bakar ).

 1. Tanah Liat, tanah liat sendiri diambil dari sawah bengkok kepala desa setempat.                                       2. Pasir, untuk pasir sendiri di ambil dari sungai.                                             3. Air, air yang digunakkan adalah air biasa.                                                       4. Abu, untuk abu sendiri di dapat dari sisa proses pembakaran kayu dari gerabah.

Sedangkan untuk alat - alatnya sebagai berikut :

Gambar alat-alat untuk membuat gerabah.

1.Merbot : Alat yang bisa di putar-putar, merbot merupakan alat yang penting dalam pembuatan gerabah karena di gunakan untuk membentuk.

2. Medok : Alat yang digunakkan untuk memukul gerabah yang sudah jadi ( sebelum di bakar).

2.Kerikan : untuk mengerik.

3.Sangklir, gunanya untuk merapikan yang bagian bawah gerabah.

Cara pembuatan gerabah ( Cowek) :

Gambar kerajinan cowek.

Menurut salah satu pengrajin di desa Balongmulyo, mereka mendapatkan pengetahuan cara membuat gerabah dari latihan atau coba - coba di waktu kecil, selain itu menurut mereka membuat gerabah itu dari karangan dari otak mereka sendiri. Bisa kita simpulkan bahwa mereka mendapatkan pengetahuan secara turun menurun dari para sesepuh atau para orang tua di sana. Menurut proses pembuatan gerabah minimal selama 4 hari.

Cara pembuatan cowek :

1. pertama - tama beri abu kayu bakar pada merbot, agar adonan tidak menempel pada merbot saat mau diambil coweknya.

2. Setelah itu ambil adonan, taruh di atas merbot yang sudah di kasih abu kayu bakar.

3. Bentuk adonan dengan memutar mutarkan merbot, lalu bentuk seperti cowek.

4. Setelah terbentuk mejadi cowek , maka cowek di simpan selama semalaman ( cowek sudah dipukul-pukul dengan medok).

5. Setelah melalui proses disimpan selama semalaman, proses selanjutnya adalah pembakaran ( hal uang di butuhkan dalam proses ini adalah kayu, dan jerami ).

6. Setelah proses pembakaran, dan cowek mulai dingin, cowek sudah jadi.

Berikut proses pembuatan cowek.

Keuntungan dari proses pembuatan gerabah diantara lain adalah gotong royong. Selain, keuntungan adapun kendala dalam pembuatan gerabah diantara lain adalah cuaca, selain cuaca bahan baku gerabah juga mudah pecah.

Masalah pengrajin :

1. Gerabah kalah saing dengan produk berbahan plastik.

2. Bahan baku yang mudah pecah sehingga banyak yang beralih ke berbahan plastik atau sejenisnya.

3. Jika cuaca tidak mendukung maka proses nya menjadi sangat lama.

4. Jika adonan kekurangan pasir maka gerabah bisa pecah.

 Produk yang di hasilkan para pengrajin di desa Balongmulyo :

Ngaron, kendil, cowek, genuk,dll.


3. Penutup

Demikian informasi yang kami dapatkan tentang pengetahuan dan teknologi seputar gerabah di desa Balongmulyo, ketika kegiatan learning tour. Kami mohon maaf jika ada salah kata atau kesalahan lainnya. Terima kasih telah bersedia membaca artikel kami🙏.

pesan dan Kesan
 ~ Pesan :
kita harus melestarikan gerabah agar tidak kalah saing dengan produk berbahan plastik, selain itu dengan penggunaan gerabah, kita juga bisa melindungi lingkungan kita dari bahaya penggunaan plastik. Dan juga bisa menarik minat para pemuda agar bisa tetap melestarikan gerabah dengan sentuhan lebih modern.
~ Kesan  :
Para pengrajin tetap membuat gerabah walaupun keuntungannya sangat sedikit.

                      
Nama : Amelia tri amanda.
No       :  04
Kelas  : XI ips 2
   Dari kelompok wortel.

Komentar

Postingan Populer