Learning Tour ke Karang Jahe
Pada hari Rabu, tanggal 5 oktober 2022, kita semua kelas 12 IPS melaksanakan learning tour ke Pantai Karang Jahe, tepatnya di desa Punjulharjo.
(foto saat para siswa di beri pembekalan oleh bapak Suhadi)
Tepat pada pukul 07.00 wib kita semua di kumpulkan di lapangan untuk di berikan pengarahan, dan pembekalan oleh Pak Suhadi supaya kita semua tertib.
(foto para siswa yang akan menuju ke bis masing-masung) Setelah itu, tepat pada pukul 07.41 wib kita semua naik bis dengan nomor yang telah di tentukan.
Di perjalanan menuju situs perahu kuno sekitar kurang lebih 30 menit. Sesampainya di situs perahu kuno, kami di berikan penjelasan mengenai perahu kuno, di ceritakan asal-usul nya perahu kuno,dan cara pembuatannya. Untuk selanjutnya kami di beri kesempatan untuk bertanya mengenai yang berkaitan dengan situs perahu kuno. Ada salah satu siswa yang bertanya apakah adanya hubungan keterkaitan antara perahu yang ada di situs perahu kuno dengan nabi Nuh as . Di jawablah oleh sang pemandu ( bapak Ali Mustofa ) “perahu kuno ada hubungannya dengan nabi Nuh as, yang jelas karena nenek moyang,dan nyatanya kita bisa sampai ke desa ”.
Beberapa penjelasan-penjelasan yang ada di Situs perahu kuno akan kami tampilkan sebagai berikut :
• Perahu Nusantara Situs Punjulharjo
(foto perahu kuno)
•Ditemukan oleh penduduk di tambak garam, Juli 2008 Relatif utuh hingga jelas bentuk dan komponennya Uji pertanggalan melalui sampel ijuk menunjuk abad 7-8 M Teknik pasak serta papan ikat dan kupingan pengikat dengan tali ijuk pada TAMBUKU menunjukkan bahwa perahu kayu ini adalah perahu nusantara.Uji Laboratorium pada 3 komponen perahu menunjukkan :
- Papan kayu dari jenis kayu NYATOH -Stringer dari jenis kayu KULIM -Pasak dari jenis kayu PUTIH
Komponen perahu dengan bahan dan teknik yang sama juga ditemukan di beberapa situs di Sumatra Namun, belum jelas perahu ini milik Sriwijaya atau Mataram kuno.
• 611 Tempurung kelapa yang diduga digunakan sebagai wadah. Sejumlah temuan tempurung kelapa dipangkas hingga berbentuk setengah bulatan, bagian yang dipangkas tersebut menunjukkan permukaan yang rata.Pelampung untuk alat memancing ikan yang terbuat dari tempurung kelapa. Fragmen periuk berhias dan polos berbahan tanah liat dengan campuran pasir, adonan kasar, dan tingkat pembakaran yang cukup merata. Motif hias tembikar adalah motif geometris dan jaring dengan teknis hiasan dengan tera dan gores.
•Dari hasil penelitian Situs Perahu Kuno Punjulharjo diperoleh beberapa data artefak, ekofak, dan fitur berupa tembikar, kayu, bambu, tempurung kelapa, logam, dan damar.
• Konstruksi dan Teknologi Pembuatan
Perahu Kuna Punjulharjo
Parahu Kuno Punjulharjo memiliki panjang 15 meter dan lebar yang tersisa 4,6 meter.Papan-papan perahu mempunyai tambuku-tembuku yang terpahat pada papan kayu.Berbentuk persegi empat dengan empat lubang sebagai tempat mengikadantall uk.Perahu berjuman 17 buah tersisa 12 buah gading Gading-gading dilekatkan dengan tambokadi badan perahu nggunakan tali juk Catas gading terdapat stinger yang diikatkan pada gading dengan menggunakan tali juk
Balai Arknologi D., Yogyakarta
•PERAHU ALAT TRANSPORTASI PALING TUA
Kebutuhan manusia akan sarana untuk menjelajah mendorong berkembangnya teknologi pembuatan perahu Bukti tertua ditemukan pada gambar cadas (lukisan gua) seperti di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Pulau Seram, Kepulauan Kel, dan Papua.
Gander pershu Wya Qua Kabo Muna Sulawesi Tenggar.
•PERAHU DI LADANG GARAM
Pada bulan Juli tahun 2008 ditemukan sebuah perahu kuno di Dess Punjulharjo, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah, oleh penduduk desa yang sedang menggali tanah untuk membuat tambak garam.
Penemuan perahu ini sangat mengejutkan karena ditemukan dalam kondisi relatif lengkap mengingat penemuan di tempat lain kerap kali hanya berupa papan atau bagian kecil lainnya.
Perahu Kuno Punjulharjo yang ditemukan warga ketika membuka lahan.
•TEKNOLOGI PERAHU PUNJULHARJO
(foto bagian dari perahu kuno)Teknik "papan ikat dan kupingan pengikat" (Sewn plank and lushed plug technique) pada perahu ini dilakukan dengan menyusun papan lambung kapal, selanjutnya setiap papan diikat atau "dijahit satu sama lain menggunakan tali ijuk dan pasak kayu digunakan untuk memperkuat ikatan antar papan.
• TEMUAN DI DALAM KAPAL
Ketika perahu ini ditemukan terdapat sejumlah wadah tembikar seperti penuk, canan, dan kowi. Terdapat juga beberapa tongkat kayu dan bandul jaring yang terbuat dari logam. Temuan-temuan ini merupakan peralatan yang digunakan sehari-hari oleh para awak kapal ketika mengarungi luasnya samudera.
Selama di Perahu Kuno Punjulharjo kami semua diberi tahu pemandu bahwa kegiatan di Perahu Kuno sendiri hanya sampai pukul 09.00 wib.
Tepat pukul 09.00 wib kami dikumpulkan untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya yakni mewawancarai warga desa Punjulharjo. Dengan di dampingi oleh ibu Indarti kami menuju rumah Ibu Inayah, seperti di intruksikan sang pemandu sendiri. Kami satu Kelompok dan pendamping kami berjalan menuju rumah Ibu Inayah dan perjalanan sendiri tidak lebih dari 5 menit.
(Beberapa foto yang kami ambil bersam ibu Nur Inayah)
-----~•••~------Berikut hasil dari mewawancarai ibu Inayah :
a). Biodata :
Ibu Inayah bernama lengkap Nur Inayah berumur 33 tahun,dan merupakan warga asli dari desa Punjulharjo. Nama suaminya adalah bapak Jamiono. Profesi Ibu Inayah dan suami adalah Ibu Inayah seorang pedagang di pantai karang jahe, sedangkan suaminya bekerja di Pabrik PT. Jarum. Penghasilan ibu Inayah dari hasil dagang adalah sekitar 300.000.00 - 400.000.00 per hari.
b). Asal usul nama desa :
Di desa Punjulharjo sendiri terdiri atas 4 dukuh, dan disana memiliki beberapa punden yaitu ;
1. Punden makam kiringan
2. Punden lapangan godo
3. Punden Bradal godo.
c). Keadaan penduduk
Keadaaan penduduk desa Punjulharjo jaman dulu dan jaman sekarang sangat jauh berbeda dimana pada jaman sekarang semua lebih maju, terlebih dengan adanya pantai karangjahe sendiri membuat perekonomian di desa tersebut lebih meningkat.
Di tiap-tiap rumah di desa Punjulharjo sendiri biasanya di huni oleh 4 orang anggota keluarga per rumah.
Mata Pencaharian di desa Punjulharjo beragam mulai dari ada yang menjadi Nelayan, Petani dan Pedagang.
d). Tata Ruang Tempo
Perbedaan keadaan desa disini saat adanya wisata pantai karang jahe dan belum adanya wisata tersebut sangat jauh berbeda, berbedanya mungkin desa Punjulharjo saat ini lebih maju dan perekonomian serta pendapatan warganya meningkat di banding Zaman dahulu.
Pada zaman dahulu fasilitas umum belum memadai, contoh nyatanya adalah jalan disana belum dibangun ( belum aspalan).
Sebelum adanya wisata karang jahe pada setiap pinggir pantai biasanya ada warga yang menanaminya dengan tanaman seperti semangka, ketela dan masih banyak lagi.
Di desa Punjulharjo sendiri pernah ada bencana seperti banjir di sekitar pantai dan Puting beliung di dukuh Jetak.
e). Sumber Pangan
Sumber Pangan dari desa Punjulharjo sendiri beragam ada yang petani, mbelah , nambak dan ternak. Namun sebagian besar adalah seorang petani dan mbelah.
1 ). Petani
Para petani di desa Punjulharjo biasanya menanam padi, kacang, dan jagung.
Berikut merupakan salah satu
contoh menanam padi Pertama- tama kalian beli atau menyiapkan bibit padi. Selanjutnya kalian menyebar bibitnya di sawah kalian. Setelah itu tunggu bibitnya sampai tumbuh dan siap di tanam.
Hasil panen petani disana kalau milik pribadi biasanya dipakai sendiri/ dimakan sendiri.
2). Mbelah
Mbelahnya warga di desa Punjulharjo sendiri biasanya adalah nelayan. Nelayan sendiri dalam melaut biasanya 1 hari yakni berangkat pada pukul 04.00 wib pagi (subuh) dan pulang jam 12.00 wib.
Hasil dari melautnya para nelayan beragam macam ikan yang ada di laut salah satunya ikan teri, dan kepiting. Perahu yang di pakai nelayan di desa Punjulharjo adalah perahu cukrik (kecil).
Hasil dari nelayan kalau punya pribadi biasanya dimakan atau dijual sendiri, kalau punya bos (bekerja) disetorkan ke bos.
Setelah Hasil dari nelayan tersebut kalian pasti penasaran dengan kuliner yang ada di desa Punjulharjo kan ??
Kuliner di desa Punjulharjo adalah sayur mangut, dan merico.
3).Tambak
Tambak desa Punjulharjo digunakan untuk membuat Garam atau dalam bahasa jawanya uyah, tambak disisi nipun juga dibuat untuk bandengan.
Ngomongin tentang tambak ternyata kata bu Inayah tambak itu ada beberapa jenis, seperti tambak ron, tambak pelan, dan tambak wakafan.
Air yang digunakan untuk mengisi tambak itu dari air laut. Perubahan luas tambak mulai zaman dulu sampai sekarang pun masih sama atau kata lain milik tetap .
Tambak sendiri bisa di gunakan untuk menghasilkan garam dan bandeng dalam dua musim berbeda, yakni pada musim penghujan maka para penambak disana akan mengfungsikan tambak untuk garam begitupun sebaliknya jika musim kemarau maka akan alih fungsi menjadi tambak bandengan.
Cara dari pembuatan garam dan bandengan sendiri masih sama seperti saat zaman dulu.
Perbedaan jumlah dari petani tambak garam dan bandengan dengan yang bekerja di karang jahe itu ternyata masih banyakan yang bekerja sebagai Pedagang atau pekerjaa di karang jahe. Mata pencaharian sebagai pekerja di karang jahe merupakan prioritas atau utama, sedangkan untuk bandengan sendiri merupakan kerja sampingan para warga disana.
4). Ternak
Untuk ternaknya para warga di desa Punjulharjo ialah ternak sapi, dan ternak kambing.
Untuk pakan ternak sapi sendiri biasanya para warga disana membeli jerami, serta rumput (tebon). Hasil ternak para warga disana digunakan untuk tabungan.
f). Pemimpin masalalu
Di desa Punjulharjo ternyata sudah berganti kepala desa selama 10 kali.
Berikut merupakan nama yang pernah menjabat sebagai kepala desa Punjulharjo :
• Bapak Ali Mustofa dukuh Mbelah
• Bapak Umar Sahid dukuh Jetak
• Bapak Suidi dukuh Jetak
• Bapak Maksuf dukuh Jetak
• Bapak Mutoha dukuh Jetak
• Bapak Ali Imron dukuh Jetak
• Bapak Salim dukuh Gada
• Bapak Mundalim dukuh Gada
g). Fasilitas Publik
Listrik mulai ada di desa Punjulharjo pada tahun -80an, sebelum adanya listrik para warga desa menggunakan semacam lili bahasa jawanya uplik.
Masjid didesa Punjulharjo pun dibangun pada tahun -85an, dan padaa tahun ini masjid di desa punjulharjo di renovasi kembali. Di desa Punjulharjo pun terdapat fasilitas-fasilitas publik seperti Sekolahan ( Umar Fatah), Lapangan, Kantor desa dan masih banyak lagi.
Di atas merupakan hasil dari kelompok kami setelah wawancara di rumah ibu Inayah di desa Punjulharjo. Setelah dari rumah ibu Inayah warga desa Punjulharjo, selanjutnya kami melanjutkan kegiatan dengan menaiki bis menuju ke Balaidesa Punjulharjo.
Sampai di Balaidesa Punjulharjo pukul 10.30 wib, kami juga diberi tahu mengenai sejarah dari munculnya gagasan membuat wisata pantai karangjahe, dan kondisi masyarakat dari desa Punjulharjo sebelum dan sesudah adanya Wisata Pantai Karang Jahe.
Susunan acara di Balaidesa Punjulharjo diantara lainnya :
• Pembukaan
• Sambutan dari Kepala Desa
• Sambutan dari kepala sekolah
SMA Negeri 1 Pamotan (diwakili oleh Bapak Basuki)
• Narasumber lain : Bapak Ali
Mustofa
• Penutup.
Menurut Kepala Desa dari desa Punjul harjo dengan adanya wisata karang jahe ;
“Banyak rumah-rumah warga yang terbuat dari anyaman bambu ( kemiskinan)”. Tutur beliau, Selanjutnya beliau Kepala Desa Punjulharjo menceritakan sejarah desa Punjulharjo sebelum adanya wisata tersebut.
Pada 2008 mengubah pemikiran oleh kepala desa terdahulu yakni bapak Haji Nur Salim. Perahu kuno sendiri dibuat pada abad ke-7. Dengan adanya wisata karang jahe, serta penemuan perahu kuna menjadikan daya tarik tersendiri bagi desa Punjulharjo oleh karena itu banyak wisatawan yang datang ke desa Punjulharjo.
Karena banyakya wisatawan yang pergi berkunjung ke wisata-wisata yang ada di desa Punjulharjo menjadikan banyak masyarakat desa disinib menyediakan parkir, berjualan dan lain-lain sehingga dapat membantu meningkatkan ekonomi para masyarakat terdekat.
Dampak adanya wisata-wisata bagi masyarakat desa di Punjulharjo :
1. Banyak anak muda yang dulunya merantau, saat ini mereka kembali
dan menjadi pelaku wisata karang
jahe
3. Mudahnya mendapat pekerjaan.
4. Pendapatan masyarakat bertambah.
( foto suasana di balaidesa Punjulharjo)
Di balai desa ini kami di beri snak/jajan dan nasi kotak yang telah di siapkan panitia. Kegiatan selanjutnya adalah berwisata ke pantai karang jahe. Perjalanan ke pantai karang jahe menggunakan bis selama kurang lebih 15 menit.
Di pantai karang jahe sendiri pemandangannya sangat indah dan air lautnya begitu bersih sehingga kami betah berlama-lama disana dengan memakan secup pop mie.
Disana para siswa ada yang berfoto ria, ada yang bermain-main di sekitar pantai ada juga yang sedang mengobrol dengan temannya di pendopo.
Berikut merupakan hasil dari kegiatan learning tour berupa mengunjungi situs perahu kuno, mewawancarai salah satu warga desa Punjulharjo, hingga berwisata di pantai karang jahe.
Kelompok 5 Nama Anggota :
1. Ahmad Jalaludin
2. Ananda Reza Maulana
3. Ardin Irsyad Rifai
4. Ahmad Joko Prabowo
5. Amelia Tri Amanda
6. Atin Riswanti
7. Nurmalisa Putri
8. Nanik Shofiatin
9. Siti Ulul Hidayah
10. Buhrotun Nikmah
11. Dewi Mutia Sari
• Penulis : Amelia tri amanda. • gambar : Ananda Reza Maulan dan Nanik shofiatin.
Komentar
Posting Komentar